Pages

Rabu, 13 Juli 2011

Pengelolaan Limbah Cair Industri dengan Teknik Kolam Oksidasi

Suatu industri biasanya akan menghasilkan bahan buangan / limbah dari hasil industrinya. Limbah ini tentunya akan dapat merusak lingkungan jika tidak diolah dengan baik. Oleh karenanya suatu perusahaan harus bertanggung jawab penuh jika bahan buangan yang mereka miliki mengotori lingkungan mereka. Sehingga dibutuhkan suatu metode untuk menangani pengolahan limbah ini. Salah satu yang dapat digunakan untuk mengolah limbah khusunya limbah cair dari suatu industri dapat digunakan  teknik kolam oksidasi.
Kolam oksidasi merupakan salah satu teknik pengolahan limbah secara biologis yang memanfaatkan kerja organisme, alga dan dengan bantuan sinar matahari. Kolam oksidasi adalah salah satu teknologi pengolahan limbah cair  berupa kolam buatan dangkal  dengan  memanfaatkan proses alami dari ganggang dan bakteri dan teknologi ini berbentuk reaktor pengolahan air limbah secara biologis aerobik yang paling sederhana dan tertua serta merupakan perkembangan dari cara pembuangan limbah cair secara langsung ke badan air.

Kolam ini lebih cocok digunakan pada negara negara tropis seperti Indonesia akibat pancaran energi matahari yang tinggi . Pembuatan dan pengoperasian kolam  yang relatif murah serta sangat efisien menghancurkan parasit dan bakteri pathogen. 

         Cara kerja kolam ini sangatlah sederhana yakni berbagai jenis mikroorganisme berperan dalam proses perombakan, tidak terbatas mikroorganisme jenis aerobik, tetapi juga mikroorganisme anaerobik. Organisme heterotrof aerobik dan aerobik berperan dalam proses konversi bahan organik; organisme autotrof (fitoplankton, alga, tanaman air)mengambil bahan anorganik (nitrat dan fosfat) melalui proses fotosintetsis. Karena lamanya waktu tinggal limbah cair, maka organisme dengan waktu generasi tinggi (zooplankton, larva insekta, kutu air, ikan kecil) juga dapat tumbuh dan berkembang dalam sistem kolam. Organisme tersebut hidup aktif di dalam air atau pada dasar kolam. Komposisi organisme sangat tergantung pada temperature udara, suplai oksigen, sinar matahari, jenis dan konsentrasi substrat.
            kolam harus dirancang untuk penghilangan karbon dengan fermentasi metana ataukonversi bahan berkarbon menjadi ganggang dengan penghilangan sel ganggang dari efluen. Bakteri bertanggung jawab untuk proses-proses oksidasi dan reduksi yang berlangsung dalam kolam. Ganggang memegang peranan dalam menggunakan kelebihan karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Penampilan kolam oksidasi yang memuaskan tergantung pada kesetimbangan antara bakteri dengan ganggang, seperti yang disebabkan oleh muatan limbah yang tinggi atau hambatan oleh metabolism ganggang akan menyebabkan pemecahan oksigen, abu yang mengganggu, dan mutuefluen yang buruk. Aktivitas ganggang yang berlebihan, seperti yang disebabkan oleh kelebihan nutrient ganggang dan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan ganggang, akan menyebabkan kelebihan sel-sel ganggang dalam efluen. Konsep bahwa limbah organik distabilkan atau dioksidasi dalam kolam oksidasi hanya berlaku dalam arti limbah organik diubah dalam bentuk organik yang lebih stabil yaitu sel-sel ganggang. Kolam oksidasi adalah generator bahan organik karena sel-sel ganggang diproduksi. Pencampuran, suhu, dan radiasi merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan konsentrasi ganggang dalam kolam oksidasi. Dalam kolam oksidasi yang berfungsi dengan baik, sel-sel ganggang akan lebih banyak diproduksi daripada hanya dihasilkan dari karbon metabolisme hasil metabolisme bakteri karena arbon dioksida dalam kolam juga dapat digunakan.

Hasil akhir adalah peningkatan bahan organik dalam sistem. Penghilangan karbon dioksida dalm air kolam akan meningkatkan pH air. Dalam kolam oksidasi yang aktif, pH meningkat hingga di atas 9.0 Kebutuhan oksigen dalam kolam oksidasi harus sebanding dengan atau kurang dari produksi oksigen fotosintetik bila kondisi anaerobik tidak diinginkan. Akan tetapi, reaksi anaerobik memegang peranan utama dalam stabilisasi BOD dalam suatu kolam oksidasi, seperti yang mungkin terjadi pada bagian kolam yang lebih bawah, diinginkan karena bila tidak akan timbul bau dan kondisi yang menganggu atau efisien menjadi lebih rendah
            Sehingga jika kolam oksidasi dapat diterapkan pada setiap industri yang ada di Indonesia, maka niscaya kerusakan lingkungan akibat limbah buangan ini sedikit demi sedikit akan dapat dikurangi.



3 komentar:

Unknown mengatakan...

apakah bisa mikrobiologi tersebut tahan terhadap limbah cair kimia yang sifatnya bakterisid?

Rizky Ramadhan mengatakan...

Makasih infonya sangat bermanfaat.. saya bukti nyata melihat mikroorganisme seperti kutu air mampu hidup di kolam oksidasi dengan warna air gelap/keruh sekalipun

erie sumantri mengatakan...

sangat membantu sekali… dan ingin memperdalam tentang SISTEM OKSIDASI nya sendiri. mungkin bisa di bantu info untuk beberapa LITERATUR yang dapat dibaca dan dipelajari
.

Posting Komentar