Pages

Jumat, 15 Juli 2011

DASAR-DASAR TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:
1.    pengolahan secara fisika
2.    pengolahan secara kimia
3.    pengolahan secara biologi

Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.

Pengolahan Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.  Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.

Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.  Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.

Pengolahan secara biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.

Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1.    Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2.    Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi.  Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.  Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam).  Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.

Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan.  Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.

Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:
1.    trickling filter
2.    cakram biologi
3.    filter terendam
4.    reaktor fludisasi

Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%.

Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1.        Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
2.        Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob.  Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.

Sumber: Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

[untuk pria] BAHAYA MENAHAN AMARAH DI TEMPAT KERJA


Nah lo? Kalau baca judul di atas pasti sedikit banyak ada beberapa hal yang mengusik pikiran. Pertama amarah kan memang seharusnya ditahan. Kedua tapi kenapa menahan amarah malah berbahaya? . Ketiga apa hanya ditempat kerja?. Keempat SOLUSInya mana???


Oke oke, ternyata pertanyaan yang mengusik lumayan banyak. Untuk menguak misteri yang terselubung, dari yang tidak layak menjadi layak untuk diperbincangkan, akan kita kupas trus kita makan...(?) yuuuk...


CEKIDOT. . .


Pria yang sering menahan amarah di tempat kerja berisiko tinggi terkena serangan jantung hingga menimbulkan kematian. Risiko serangan jantung juga lima kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang memperlihatkan emosinya saat dalam keadaan marah.

Hal itu diketahui dari penelitian yang dilakukan oleh tim dari Stress Research Institute of Stockholm University, di Swedia. Tim meneliti 2.755 pekerja pria yang tidak pernah mengalami serangan jantung antara 1992 hingga 2003.

Pada penelitian ditemukan sebanyak 47 pekerja mengalami serangan jantung dan meninggal karena penyakit jantung. Penyebabnya ternyata adalah tekanan dan perlakukan tidak adil di tempat kerja yang tidak terlampiaskan.

"Setelah menyesuikan diri dengan usia, keadaan sosial dan ekonomi, risiko perilaku, ketegangan pekerjaan, ada respon yang dekat antara membiarkan segala tekanan dan perlakuan tidak adil dengan serangan jantung," kata salah satu peneliti dalam Journal of Epidemiology and Community Health, seperti VIVAnews kutip dari MSNBC.

Pria seringkali diam dan menahan amarah saat mendapat perlakuan tidak adil dan tekanan di tempat kerja. Hal itu memicu terjadinya serangan jantung yang bisa menimbulkan stroke dan kematian.

Mengungkapkan perasaan dan emosi akan lebih baik dibandingkan diam saja dan memendamnya bertahun-tahun. Jika Anda dalam posisi yang tertekan atau diperlakukan dengan tidak adil di tempat kerja lebih baik bicarakan dengan orang yang tepat.


Supeeer. . .(not) man. . .
Amarah memang tak seharusnya dipendam. Melampiaskan amarah ternyata lebih baik daripada hanya memendamnya.  Namun melampiaskan amarah tidak harus selalu dalam bentuk tindakan anarkis. Dengan melakukan praktek curcol terbukti lumayan bisa meredam amarah. Akan tetapi untuk pria yang mungkin kurang luwes dalam melakukan praktek curcol, tenggelam dalam kegiatan yang menyenangkannya (positif) juga bisa jadi salah satu solusi jitu. Saran dari admin untuk meredam amarah adalah dengan mandi air dingin + tidur.
Tetap sehat, tetap semangat, biar bisa marah-marah (?)

Rabu, 13 Juli 2011

RTH FKM UNAIR


Karena pada artikel sebelumnya sudah dijelaskan tentang RTH atau Ruang Terbuka Hijau, maka disini saya hanya akan memberikan penghitungan terhadap RTH kampus FKM Universitas Airlangga Surabaya. Hasil ini sebenarnya merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh kelas saya dengan panduan dari dosen kami yang bernama Bapak Abdul Rohim Tualeka, so saya mengucapakan terima kasih banyak kepada bapak Abdul Rohim dan segenap teman-teman sekelas saya, anak-anak IKMA 2009 yang secara tidak sadar mereka semua telah membantu saya menyelesaikan artikeL ini =))
·      Diketahui :
P = 1500 orang
K = 650 unit
·      Ditanya :
RTH FKM UNAIR??
·      Jawab :
L = (X + Z) (m2) / 54 x 0,9375

X    = P x 4420,8 (liter/hari/orang) x 1,2 kg/m3
= 1500 x 4420,8 x 1,2
= 7.957.440 liter kg/hari m3/orang

     Z     = 0,014 x jumlah  BBM bensin
            = 0,014 x 650
            = 9,1

     Maka,   L    =  (X + Z) (m2) / 54 x 0,9375
                        = (7.957.440 + 9,1) / 50,625
                        = 7.957.449,1 / 50,625
                        = 157.134,180 Ha

RTH di FKM UNAIR = 11.916,215 Ha
Maka masih kurang RTH seluas = 157.134,180 – 11.916,215 = 145.267,96 Ha
Atau masih kurang 145.267,96 / 157.134,180 = 92%
Ternyata FKM yang mengajarkan mahasiswanya untuk hidup sehat dan selalu menjaga lingkungan ini pun jumlah RTH nya masih sangat kurang yaaa..
Saya hanya berharap untuk masa yang akan datang jumlah lahan RTH bisa diperluas dan para warganya dapat lebih peduli dan menjaga lingkungan internal kampus.
Sekian dari saya =))
LUSI P.R. 

[mini drama] PENYESALAN


Ken : (terjatuh) aduuhhh, maaaak kok barang-barang rongsokan ini ada di sini sih.
Bapak : kamu kan sejak kecil sudah tahu, kenapa pake nanya segala?!
Ken : emak, kata ibu guru di sekolah kita tidak boleh menimbun sampah di dalam rumah. Lagian ini..
Emak : kalau begitu suruh saja ibu gurumu itu ke sini buat bersih bersih (memotong pembicaraan ankanya)
Ken : hmm.. (jengkel)
Emak : sudah sana, nanti kamu dimarahi sama si basri dan telat lagi ke sokolah.
Ken : kalo aku telat aku gak akan pergi ke sekolah. Wleeeekkk
Emak : dasar anak nakal!!
Ken : (berlari dari emaknya yang siap memukulnya)
Bapak : dasar anak kecil. Seharusnya dia tak perlu lah pergi ke sekolah, untuk apa kalo hasilnya harus ngelawan orang tua.
Emak: biarlah pak, suatu saat nanti siapa tahu dia bisa menjadi orang besar.
Ayah : orang besar yang sok tahu maksudmu?! Masih kecil saja sudah sok tahu gitu, apalagi sudah besar nanti. Ayo berangkat, nanti rejeki kita dipatok ayam.
Begitulah keseharian keluarga kecil ini. ken, seorang anak berusia 10 tahun yang masih duduk di kelas 5 SD dan kedua orang tuanya yang bekerja sebagai pemulung sampah. Keluarga kecil ini menggantungkan hidupnya pada memulung untuk memenuhi biaya makan, sedangkan untuk sekolah ken sendiri, ada dana BOS dan kekurangan biaya sekolahnya didapat dari hasilnya menjadi loper Koran pada Pak Basri.
Basri : harusnya kau lebih pagi lagi nak.
Ken : huh, besok aku akan menginap di tempat ini saja.
Basri : sudah ini. ke tempat biasa ya..
Ken : okkeee.
Ken mengayuh lagi sepeda kecilnya dengan menggunakan seragam sekolah.
Ibu guru : telat lagi ken?
Ken : yahh, saya keluar kelas deh buk
Ibu guru : ken duduk
Ken : heh? Makasih bukk (cengar-cengir)
Ibu guru : tapi jangan tidur di kelas
Andri : bukk ken bauuu
Risma : iyaaa, kamu duduk di belakang aja geh
Ken : ahh cerewet lagi kaaaan…
Andre : harusnya kamu gak usah ke sekolah sekalian, sono kerja aja jadi tukang Koran yang bau. Wekkkkk (mengejek ken)
Ibu guru : sudah diam!! (menggebrak meja)
Suasana tiba-tiba tegang…
Ibu guru : Kita mulai pelajarannya. Sekarang buka halaman 15..
Ken : aduuuhhh, lupa gak bawa buku… (menepuk jidat)
Romi : huh (menghela nafas panjang). Sudah sini sama aku aja.
Sementara itu..
bapak : (terjatuh)
Emak : ayah kenapa? Duduk dulu yuk.
bapak : (meneguk air) sudah ayo jalan, ayah baik baik saja kok.
Sepulang sekolah, seperti biasa ken mengunjungi rumah keduanya. Bangunan kosong di pinggir jalan dekat sekolahnya. Meski terdengar kabar tempat itu angker, anak-anak jalanan termasuk ken tidak peduli. Toh ken dan kawan-kawannya tak pernah mengganggu mereka.
Leo : ken, kamu mau ikut ngamen gak?
Ken : boleh boleh, dimana?
Leo : ayo ikut.
Ken : aku ganti baju dulu lah, bisa gak dapet kalo pake seragam gini.
Leo : ehh lo kagak tau?? Sekarang tuh orang-orang bakal lebih kasian ama kita kalo kita pake seragam, kan mereka bakal mikir duitnya buat sekolah
Ken : tumben otak lo kepake’.
Leo : kurang ajar. Ayook.
Di rumah..
emak : ayah belum baikan?1 Gimana kita mau makan kalo kamu sakit-sakitan gini pak. Inget pepatah, yang miskin gak boleh sakit. Ini obat penurun panasnya. Lelaki macam apa kalo sakit sedikit langsung tepar!!
Ken : aku pulaaaaang..
Emak : pinter yaaa, dari mana aja kamu?!  kenapa gak pulang pagi aja sekalian??
Ken : ngamen makk. Emang mangkal.
Emak : mana hasilnya??
Ken : buat jajan tadi, nih aku juga bawain martabak. Kan emak suka banget.
Emak : tau aja caranya bikin emak seneng.
Ken : hehehheee, eh bapak kenapa?
Emak : tepar, kecapekan mungkin. Jangan ribut, biar bapak bisa istirahat ya. Ehh mau kemana lagi? (menghentikan langkah anaknya)
Ken : mandi lah, lengket banget nih.
Emak : nggak ada air.
Ken : haduhh!!
Emak : makanya jangan telat pulang.
Ken : iyaaa (cemberut sambil menggaruk-garuk tubuhnya yang gatal semua)
Sudah tiga hari sejak ayahnya sakit, si emak pun harus mencari sampah sendiri dan ken sendiri juga lebih rajin bekerja pada basri dan namen di jalanan. Emak beranak itu pun merasa aneh dengan demam suaminya yang naik turun.
Ken : makkk, untung cepet pulang.
Ken: kenapa?
Ken : kok tangan ayah ada bintik-bintik merah ya?? Jangan-jangan..
Emak : digigit nyamuk kali. Sana beli obat nyamuk (sambil memberi uang pada ken)
Ken : okeeee
Emak : ken, kamu sakit? Kok pucat gitu?
Ken : gak papa kok. Mungkin kecapek an juga kaya bapak. Aku tadi kan ngamen lagi ampe malem. Nih aja baru pulang. Udah ku ke warung mbak sarmi dulu.
Di warung mbak sarmi..
Ken : mbak beli obat demam dong, yang kaya biasa itu.
Mbak sarmi : loh, belum sembuh juga bapakmu ken? Kenapa gak dibawa ke dokter?
Ken : mahal mbak
Mbak sarmi : ka nada puskesmas. Gratis kok.
Ken : ke puskesmasnya kan juga butuh duit mbak. Mana ada bapak supir angkot yang mau gratisan nganter kita?
Mbak sarmi : iya juga. Eh ken, bilang ibu mu, utangnya yang bulan kemarin belum dibayar juga, katanya awal bulan ini mau dibayar, tapi kok gak kunjung dibayar ya. Aduh bisa bangkrut nih usahaku kalo pada ngutang semua.
Ken : iyaaaa. Makasih mbak..
Seminggu kemudian bapak pergi. Beliau pergi untuk selama-lamanya, tanpa pemeriksaan, tanpa perawatan dan juga tanpa pengobatan medis. Rasa kehilangan yang teramat sangat dirasakan oleh ibu Ken. Kini hanya dia dan ken yang ada, dan mereka berdua harus lebih giat bekerja karena tulang punggung kehidupan mereka sudah tiada. Namun sebulan berselang, Ken mulai dilanda demam. Sama seperti bapaknya, demamnya naik turun dan disertai bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya. Si emak tetap tidak mau menyadari bahwa anaknya sama seperti bapaknya, yakni terjangkit demam berdarah. Dia takut memeriksakan anaknya dan menerima kenyataan anaknya sakit. Apalagi biaya perawatan dan pengobatannya yang melebihi penghasilannya selama sebulan.
Emak : kamu ini laki-laki miskin, jangan sakit-sakitan. Cepet sembuh.
Ken : iya makk. Aku gak apa-apa kok. Hanya sedikit demam, mungkin karena kecapekan.
Emak : iyalah, emang apa lagi.
Seminggu kemudian, Ken, anak kesayangannya itu meyusul suaminya. Mungkin kini mereka sudah bahagua dan hidup bersama di sisiNya. Emak pun hanya bisa meratapi kepergian Ken. Dia tak percaya suami dan anaknya pergi dari hidupnya. Kini dia hidup sebatang kara. Rumah kardusnya sudah lenyap dimakan hujan dan ia menjadi penghuni jalanan. Rasa penyesalannya akibat kesalahannya dalam mengobati anak dan suaminya tak kunjung hilang. Andai dulu mereka ku bawa ke puskesmas, kalau butuh biaya aku akan mencari sampah ke seluruh negeri, batinnya.

LUSI P. R.

SANITASI INDUSTRI


Sanitasi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan demi menjaga kesehatan pekerja dan masyarakat di sekitar industri tersebut. sanitasi lingkungan industry dapat dilakukan dengan :
1.   
M  Menjaga simpanan air
Dalam industri terdapat 2 macam air menurut fungsinya, yaitu air untuk minum dan air untuk proses prduksi oleh karena itu dibutuhkan tempat penyimpanan yang berbeda untuk menjaga kualitas air sesuai dengan fungsinya itu.
2.   
 en  Menyediakan tempat pembuangan kotoran dan sampah
Untuk sampah non-B3 bisa dibuang ke tempat pembuangan sampah seperti kebanyakan sampah biasa, namun untuk sampah yang bersifat b3 perlu diolah terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.
3.     
M   Menjaga kebersihan makanan
Segala bentuk makanan baik itu masih berupa bahan mentah sampai bahan jadi dari rodent (tikus) dan berbagai macam vektor penyebab penyakit, misal lalat, kecoa,dll.
4.     
M   Mencegah dan membasami vektor penyakit
Ini berhubungan erat dengan poin sebelumnya, yaitu menjaga kebersihan makanan. Untuk mencegah dan membasmi vector penyakit dapat dilakukan dengan upaya rajin-rajin membersihkan tempat kerja, menutup tempat-tempat genangan air, menyemprot nyamuk, dan mengontrol upaya-upaya pembersihan ini agar tetap berjalan optimal.
5.     
M   Menyediakan fasilitas sanitasi
Seperti tempat sampah, tempat cuci tangan dan sabunnya, tempat mandi, WC, menyediakan AC, dll.
6.     
K   Ketatarumahtanggaan
Dengan 5R yaitu Ringkas (memilah), Rapi (menata), Resik (membersihkan), Rawat (memantapkan) dan Rajin (membiasakan)

LUSI P. R.

EVALUASI BAHAN KIMIA DI TEMPAT KERJA

Sudah menjadi suatu kewajiban perusahaan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerjanya. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu melakukan evaluasi bahan kimia di tempat kerja yang kemudian dijadikan bahan acuan untuk membuat perencanaan. Berikut ini adakah hal-hal yang harus dilakukan guna mengevaluasi vahan kimia di tempat kerja, diantaranya :
1.    
  Menentukan NAB (Nilai Ambang Batas)
NAB yaitu standart paparan bahan kimia yang diperkenankan ada dalam lingkungan kerja selama 8 jam perhari atau 40 jam perminggu sehingga tidak mengakibatkan gangguan kesehatan maupun kematian pekerjanya.

Kegunaan dari NAB :
a.       Sebagai standar untuk perbandingan dengan keadaan di lingkungan kerja
b.      Sebagai pedoman perencanaan pengendalian di tempat kerja
c.       Substitusi bahan yang berbahaya dengan yang lebih aman
d.      Membantu menentukan penyakit yang akan ditimbulkan
informasi lebih lanjut mengenai NAB dapat dilihat dari artikel saya sebelumnya =)
2.      
Pemilihan tenaga kerja untuk dijadikan sampel
Ada dua criteria yang dapat digunakan untuk memilih tenaga kerja sebagai sampel, yaitu memilih tenaga kerja yang sangat beresiko terpajan suatu bahan kimia, yaitu tenaga kerja yang lingkungan kerjanya berada paling dekat dengan sumber bahan kimia. Yang kedua memilih tenaga kerja secara acak yang diperkirakan memiliki risiko pajanan yang sama. Kemudian sampel telah ditentukan akan digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan seberapa jauh bahaya bahan kimia yang dimaksud terhadap kesehatan pekerja. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk perencanaan serta bahan evaluasi program kesehatn dan keselamatan pekerja.
3.      
Pengambilan sampel lingkungan
Dengan menggunakan alat pengambil sampel udara di tempat tertentu di lingkungan kerja. Ada beberapa strategi pengukuran pajanan yang dapat dilakukan, yaitu :
a.       Pengukuran satu sampel dengan periode waktu penuh (8 jam kerja)
Misal :       Pagi jam 8.00-11.30 (3,5 jam)
Siang jam 12.00-16 30 (4,5 jam)
Total = 8 jam.
b.      Pengukuran pajanan secara berurutan dengan periode waktu penuh
Misal :       jam 7.00-8.00 (1 jam)
Jam 8.00-9.30 (1,5 jam)
Jam 9.30-11.30 (1,5 jam)
Jam 11.00-13.00 (1,5 jam)
Termasuk istirahat 30 menit
Jam 13.00-15.30 (2,5 jam)
Total = 8 jam
c.       Pengukuran pajanan secara berurutan dengan periode paruh waktu
Pengukuran pemajanan secar berurutan dengan periode paruh (dilakukan selama kurang dari 8 jam).
d.      Pengukuran pajanan sesaat secara acak
Biasanya dilakukan dengan alat yang disebut tube detector untuk menghitung pajanan pada setiap lokasi tempat kerja.
4.    
  Pengukuran kadar pencemaran
Pengukuran dilakukan dengan mengambil sampel yang kemudian dianalisa. Cara pengambilan sampelnya dapat menggunakan metode direct reading (dengan sistem sensor berdasar sifat kimia dan fisika kontaminan) dan sampling integrated (mengukur kontaminan saat proses produksi)

LUSI P.R

NAB BAHAN KIMIA DI LINGKUNGAN KERJA

Nilai ambang batas atau sering disingkat NAB adalah standar suatu bahan kimia mencemari lingkungan sehingga tidak menyebabkan gangguan kesehatan maupun kematian pada tenaga kerja selama 8 jam perhari atau 40 jam perminggu.

NAB biasanya digunakan sebagai standar dan pembanding paparan bahan kimia yang telah ditentukan dengan bahan kimia yang ada di lingkungan. Kegunaan NAB yang lain yaitu sebagai pedoman perencanaan dan disain teknologi pengendalian bahan kimia di lingkungan kerja, untuk melakukan substitusi (penggantian) bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang lebih aman, serta untuk membantu menentukan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh suatu bahan kimia tertentu (PAK).

Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/ 1997, ada tiga kategori NAB bahan Kimia di lingkungan kerja :
1.      NAB rata-rata selama jam kerja
Merupakan kadar rata-rata bahan kimia di tempat kerja selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu dimana hampir semua tenaga kerja terpajan secara berulang-ulang tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan ataupun kematian.
2.      NAB batas pemaparan singkat
Atau disebut PSD (Pemajanan Singkat yang Diperkenankan) yaitu kadar rata-rata bahan kimia di lingkungan kerja dimana hampir semua tenaga kerja terpajan secara terus-menerus dalam waktu singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit dan tidak lebih dari 4 kali dalam sehari tanpa mengakibatkan iritasi dan kerusakan atau perubahan jaringan kronis.
3.      NAB tertinggi
Atau disebut juga KTD (Kadar Tertinggi yang Diperkenankan) yaitu kadar rata-rata bahan kimia di udara lingkungan kerja setiap saat yang tidak boleh dilampaui selama melakukan kerja.

Nilai ambang batas zat kimia di udara tempat kerja :

Cara menghitung NAB :
a.       NAB campuran
Yaitu campuran dari dua bahan kimia atau lebih. Formula yang digunakan adalah
NAB camp = (C1 + C2 + …… + Cn ) / [ (C1/NAB(1) ) + (C2/NAB(2) ) + ….. + (C1/NAB(1) ) ] (2)
Keterangan :
C1          = kadar zat kimia ke-1
C2          = kadar zat kimia ke-2
Cn          = kadar zat kimia ke-n
NAB(1)              = NAB zat kimia (1)
NAB(2)              = NAB zat kimia (2)
NAB(n)              = NAB zat kimia (n)

b.      NAB campuran dengan efek saling menambah
Formula yang digunakan adalah :
NAB camp = 1 / [(fa/NAB (a)) + (fb/NAB (b)) + ......... + (fn/NAB (n))] (3)
Keterangan :
fa           = persen zat kimia pertama pada sumber kontaminan;
fb           = persen zat kimia kedua pada sumber kontaminan;
fn           = persen zat kimia ke-n pada sumber kontaminan;
NAB (a)             = NAB zat kimia pertama;
NAB (b)             = NAB zat kimia kedua;
NAB (n) = NAB zat kimia ke-n.


LUSI P. R.

Identifikasi Bahaya Bahan Kimia di Tempat Kerja


Bahan – bahan kimia adalah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dan atau proses kerja serta sisa sisa proses produksi dan atau proses kerja. Potensi bahaya kimia yang memnungkinkan terjadi di lingkungan kerja akibat penggunaan bahan kimia dalam proses produksi atau proses kerja.


Ada dua cara praktis yang dapat digunakan untuk mengenal bahaya bahan kimia di tempat kerja, yakni :
1.      Membaca Diagram Alir Proses Produksi.
2.      Melakukan survey bahan – bahan kimia di tempat kerja

Ø      Membaca Diangram Alir Produksi
Dengan melihat secara garis besar tentang diagram alir proses produksi di dalam suatu industri sehingga dapat diketahui di setiap bagian mana saja yang memungkinkna untuk menimbulkan bahaya dan dapat dicegah agar tidak berlanjut ke proses berikutnya.

Ø      Melakukan Survey Bahan – Bahan Kimia di Tempat Kerja
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menentukan apakah ada bahaya potensial dari bahan – bahan yang ada di lingkungan kerja. Jadi di dalam survey ini harus mencatat dan melakukan inventarisasi terhadap semua bahan yang digunakan dalam proses produksi itu maupun yang dihasilkan selama proses sampai akhir proses.

Maka ada yang disebut sebagai MSDS ( Material Safety Data Sheet ) menurut Kepmenker No. 187 / Me/ 1999 yakni dokumen tentang bahan kimia yang harus ada pada industri yang membuat, menyimpan, atau menggunakan, yang memberikan informasi tentang bahan kimia tersebut.
Isi MSDS antara lain :
·         Identitas bahan dan perusahaan
·         Komposisi bahan
·         Identifikasi bahaya
·         Tindakan P3K
·         Tindakan Penanggulangan kebakaran
·         Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
·         Penyimpanan dan penanggulangan bahan
·         Pengendalian pemajanan dan APD
·         Sifat fisika dan kimia bahan
·         Reaktifitas dan stabilitas
·         Informasi toksikologi
·         Informasi ekologi
·         Pembuangan Limbah
·         Pengangkutan
·         Peraturan perundang – undangan
·         Informasi lain yang diperlukan


Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk upaya pengendalian bahan kimia di tempat kerja   adalah:
Ø     Penerimaan bahan kimia
Ø    Perhatian utama dimana bahan kimia tersebut tidak langsung dapat digunakan
Ø    Jenis bahan kimia, mudah terbakar/ meledak
Ø    Jumlah drum yang mungkin melebihi kapasitas gudang
Ø    Spesifikasi bahan harus sama dengan yang diminta
Ø    Label
Ø    Cara penyimpanan è dimana harus diletakkan di tempat yang dingin, kering, ventilasi baik, bangunan memiliki sistem drainase yang baik